TOPknowledge
“Galau”
Kata ini sudah tidak biasa di pisahkan dari gaya hidup anak muda zaman sekarang!. Kita sering menjumpai kata galau dalam majalah, koran, Facebook, maupun Twitter, Galau dalam kamus bahasa Indonesia “galau” kekacauan tidak karuan ( keadaan hal) galau. Dikatakan galau berarti kacau (pikiran) dan ‘kegalauan’ berarti sifat (keadaan ) galau. Merujuk definisi menurut kamus, keadan ‘galau’ adalah saat fikiran sedang galau tak karuan,orang yang sedang galau, pikiranya berarti sedang kacau,gundah,atau resah dan sebagainya. Galau merupakan sifat yang lumrah terjadi terhadap siapa saja bahkan boleh dibilang manusiawi.
Sebenarnya banyak faktor mengapa keadaan galau biasa melekat begitu saja pada manusia, dan salah satunya diantaranya ketidakpastian hati dan tergerusnya iman dari dalam hati, yang di maksud dengan akar iman yaitu keyakinan yang sempurna kepada Allah bahwa semua terjadi atas izin Allah dan sepengetahuan-Nya. Hati dan semua keadaan kita ada dalam pengawasan Allah tidak ada yang terlewatkan dari perhatiannya dia maha menatap, maha mengetahui dan maha bijak. Hati dalam bahasa Arab (al qolb) artinya berbolak balik, tidak menentu, cepat berubah.
Seharusnya hati ini kita bias tundukkan untuk tenang atau tumakni’nah jika saja rangsangan diluar sesuai. Diantara rangsangan hati untuk bisa tenang selalu di ajak ingat kepada Allah, dzikrullah dan dengan ini maka hati menjadi tenang.
Didalam surat Q.S. Ar-ra'ad ayat 28. yaitu orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat allah, hanya dengan mengingat allah maka hati menjadi tenteram. Pernah suatu saat datanglah seseorang kepada sahabat Rusulullah yang bernama ibnu Mas’ud meminta nasehat, katanya: “wahai ibnu Mas’ud berilah nasehat yang dapat ku jadikan obat bagi jiwaku yang sedang gelisah,dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tenteram, jiwaku gelisah, pikiranku kusut makan tidak enak tidur pun tidak nyenyak." Maka ibnu Mas'ud menasehatinya, katanya: “Kalau penyakit itu yang menimpamu maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, yaitu: ke tempat orang yang membaca Al-Qur'an engkau dengarkan baik baik orang orang yang membacanya atau ke majelis pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah atau engkau cari waktu dan tempat yang sunyi di sana engkau berkhlawat menyembah Allah, diwaktu tengah malam disaat orang sedang tidur nyanyak,engkau bangun mengerjakan shalat malam meminta kepada Allah ketenangan jiwa, kententeraman fikiran dan kemurnian hati, seandainya jiwamu belum terobati dengan cara ini engkau minta kepada allah agar di berikan hati yang lain,sebab hati yang kamu pakai itu bukan hatimu," Setelah orang itu kembali ke rumahnya, di amalkan nasehat ibnu Mas’ud, dia pergi mengambil wudu kemudian diambilnya Al-Qur’an terus dibaca dengan hati yang khusu', selesai membaca Al Qur’an berubahlah kembali jiwanya menjadi jiwa yang tenang, tenteram fikiranya dan kegelisahanya hilang.
Seandainya nasehat ibnu Mas’ud ini di amalkan dan menjadi landasan kita maka tidak ada kegalauan lagi pada diri kita dan kita akan mendapatkan ketenangan dan ke bahagian hidup di dunia dan di akhirat. Dimudahkan urusannya di dunia dan di akhirat di tempatkan dalam surga yang penuh kenikmatan.
Ada beberapa saran yang bisa kita lakukan, untuk mengurangi rasa galau:
Pertama, Sibukkan Diri dengan Semua yang Bermanfaat
Secara garis besar, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan panduan, agar manusia selalu maju menuju lebih baik dalam menghadapi hidup.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ
وَاسْتَعِنْ بِاَللَّهِ, وَلَا تَعْجَزْ, وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا, وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اَللَّهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ; فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ اَلشَّيْطَانِ
Bersemangatlah untuk mendapatkan apa yang manfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah. Jika kalian mengalami kegagalan, jangan ucapkan, ‘Andai tadi saya melakukan cara ini, harusnya akan terjadi ini…dst.’ Namun ucapkanlah, ‘Ini taqdir Allah, dan apa saja yang dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena berandai-andai membuka peluang setan. (HR. Ahmad 9026, Muslim 6945, Ibn Hibban 5721, dan yang lainnya).
Mari kita kupas setiap bagian dalam hadis di atas,
Pertama, sibukkan diri untuk selalu mengerjakan yang manfaat. Beliau memberikan batasan, artinya, ini berlaku baik untuk manfaat dunia maupun akhirat. Karena ketika kita sibuk dengan segala yang bermanfaat, kita tidak memiliki waktu luang untuk melakukan perbuatan yang tidak manfaat, apalagi berbahaya.
Ibnul Qoyim mengatakan:
من أعظم الأشياء ضرراً على العبد بطالته وفراغه، فإن النفس لا تقعد فارغة، بل إن لم يشغلها بما ينفعها شغلته بما يضره ولا بد
Bahaya terbesar yang dialami seorang hamba, adalah adanya waktu nganggur dan waktu luang. Karena jiwa tidak akan pernah diam. Ketika dia tidak disibukkan dengan yang manfaat, pasti dia akan sibuk dengan hal yang membahayakannya. (Thariq al-Hijratain, hlm. 413)
Seorang mukmin tidak perlu merasa kesulitan untuk mencari apa yang manfaat baginya. Karena semua yang ada di sekitarnya, bisa menjadi kegiatan yang bermanfaat baginya. Jika dia belum bisa melakukan kegiatan yang manfaatnya luas, dia bisa awali dengan kegiatan yang manfaatnya terbatas. Setidaknya dia gerakkan lisannya untuk berdzikir atau membaca al-Quran. Atau berusaha menghafal al-Quran atau membaca buku yang bermanfaat.
Tidak ada istilah nganggur bagi seorang mukmin. Karena setiap mukmin selalu sibuk dengan semua kegiatan yang manfaat.
Ibnu Mas’ud mengatakan,
إني لأمقت أن أرى الرجل فارغا لا في عمل دنيا ولا آخرة
Sungguh aku marah kepada orang yang nganggur. Tidak melakukan amal dunia maupu amal akhirat. (HR. Thabrani dalam Mu’jam al-Kabir, 8539).
Kedua, jangan lupa diiringi dengan doa
Inilah kelebihan orang mukmin yng tidak dimiliki selain mukmin. Setiap mukmin memiliki kedekatan hati dengan Rabnya. Karena mereka memiliki harapan di sisi Rabnya, yang ini tidak dimiliki oleh orang kafir.
“mintalah pertolongan kepada Allah”
Mengingatkan agar kita tidak hanya bersandar dengan kerja yang kita lakukan, tetapi harus diiringi dengan tawakkal kepada Allah. Karena keberhasilan tidak mungkin bisa kita raih, tanpa pertolongan dari Allah.
Ketiga, jangan merasa lemah
Dalam melakukan hal yang terbaik dalam hidup, bisa dipastikan, kita akan mengalami rintangan. Seorang mukmin, rintangan bukan sebab untuk putus asa. Karena dia paham, rintangan pasti di sepanjang perjalanan hidupnya.
Kedua, Hindari Panjang Angan-angan
Terlalu ambisius menjadi orang sukses, memperparah kondisi galau yang dialami manusia. Dia berangan-angan panjang, hingga terbuai dalam bayangan kosong tanpa makna. Karena itulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat mencela panjang angan-angan.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَزَالُ قَلْبُ الْكَبِيرِ شَابًّا فِى اثْنَتَيْنِ فِى حُبِّ الدُّنْيَا ، وَطُولِ الأَمَلِ
Hati orang tua akan seperti anak muda dalam dua hal: dalam cinta dunia dan panjang angan-angan. (HR. Bukhari 6420)
Ali bin Abi Thalib mengatakan,
إنّ أخوف ما أخاف عليكم اتّباع الهوى وطول الأمل، فأمّا اتّباع الهوى فيصدّ عن الحقّ، وأمّا طول الأمل فينسي الآخرة. ألا وإنّ الدّنيا ارتحلت مدبرة
“Yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah menikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Mengikuti hawa nafsu bisa menjadi penghalang untuk memihak kebenaran. Panjang angan-angan bisa melupakan akhirat. Ketahuilah bahwa dunia akan berlalu.
Ketiga, Jangan Merasa Didzalimi Taqdir
Ketika anda merasa lebih gagal dibandingkan teman anda,
ketika anda merasa lebih miskin dibandingkan rekan anda,
Ketika anda terkatung-katung di dunia kuliah, sementara teman anda telah sukses di dunia kerja dan keluarga,
Anda tidak perlu berduka, karena duka anda tidak akan mengubah nasib anda. Yang lebih penting kendalikan hati agar tidak hasad dan dengki. Anda perlu mengingat hadis ini,
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
Perhatikanlah orang yang lebih rendah keadaannya dari pada kalian, dan jangan perhatikan orang yang lebih sukses dibandingkan kalian. Karena ini cara paling efektif, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah bagi kalian. (HR. Ahmad 7657, Turmudzi 2703, dan Ibn Majah 4142)
Ketika anda melihat ada orang kafir yang bergelimang nikmat, anda perlu ingat bahwa nikmat iman yang anda miliki.
Ketika anda melihat orang muslim ahli maksiat lebih sukses, anda perlu ingat, Allah lebih mengunggulkan anda dengan taat.
Keempat, Jangan Lupakan Doa Memohon Kebaikan Dunia dan Akhirat
Diantara doa yang bisa anda rutinkan,
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ
Ya Allah ya Tuhanku, perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng urusanku; perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejahatan. (HR. Muslim no. 2720).
Semoga Allah selalu membimbing kita untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Amin
Allahu a’lam.
No comments:
Post a Comment