HATI adalah
raja bagi anggota tubuh lainnya. Baiknya hati, akan berdampak pada kebaikan
anggota tubuh lainnya.
Demikian pula jeleknya hati akan berdampak pada jeleknya
amalan anggota tubuh yang lain. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad ﷺ bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ
صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلاَ وَهِيَ
القَلْبُ
“Ketauhilah,
sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik
pulalah jasad tersebut. Jika ia jahat, maka jahat pula jasad tersebut. Segumpal
daging itu adalah hati.”
Sesungguhnya
Allah SWT tidak memandang bentuk fisik manusia. Dia juga tidak memandang
harta mereka. Akan tetapi yang Dia lihat adalah hati dan amalan mereka. Hati
yang paling mulia di sisi Allah adalah hati-hati yang bertakwa. Takwa itu
tempatnya di hati. Apabila hati dipenuhi dengan ketakwaan, maka anggota badan
yang lain akan berjalan dalam kebenaran.
Perkara yang
paling utama yang harus kita perhatikan terkait hati kita adalah menjaganya
dari segala yang membuat Allah marah dan murka. Hal ini akan sangat terasa
manfaatnya bagi seorang hamba pada hari kiamat kelak. Hari dimana seorang hamba
berdiri di hadapan Allah SWT .
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا
مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(yaitu) di
hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang
menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS: Asy-Syu’araa | Ayat: 89).
Qolbun
salim, hati yang bersih adalah hati yang bersih dari segala titik-titik noda.
Dan hati yang bersih adalah hati yang penuh dengan keikhlasan kepada Allah. maka ia
dinamakan hati yang selamat. Ia akan sukses di hari
kiamat kelak. Berhasil mendapatkan kedudukan yang tinggi di hari perjumpaan
dengan Allah SWT.
Karena itu
Nabi SAW berdoa kepada Allah SWT agar
dikaruniai qolbun salim, hati yang bersih.
وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيمًا
“Aku memohon
kepada-Mu hati yang bersih.”
Hati yang
bersih memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
Hati yang
bersih adalah hati yang bergegas meninggalkan dunia. Bersikap tegas
terhadapnya. Tidak tertipu akan gemerlapnya. Pandai mengetahui hakikatnya.
Sadar bahwa dunia adalah negeri yang fana dan akan sirna. Yakin bawah ia akan
pergi meninggalkannya dan tidak kekal di dalamnya. Ali bin Abi Thalib radhiallahu
‘anhu berkata,
ارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً، وَارْتَحَلَتِ
الآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ، فَكُونُوا مِنْ
أَبْنَاءِ الآخِرَةِ وَلاَ تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ اليَوْمَ
عَمَلٌ وَلاَ حِسَابَ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلٌ
“Dunia itu
akan pergi menjauh. Sedangkan akhirat akan mendekat. Dunia dan akhirat tesebut
memiliki anak. Jadilah anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak
dunia. Hari ini (di dunia) adalah hari beramal dan bukanlah hari perhitungan
(hisab), sedangkan besok (di akhirat) adalah hari perhitungan (hisab) dan
bukanlah hari beramal.” (HR. Bukhari).
Perhatian
hati yang bersih hanya satu. Yaitu bagaimana caranya mencari ridha Allah senantiasa menjalankan perintah-NYA serta menjauhi semua larangan-laranganNYA
Allah SWTberfirman,
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ
سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS: Al-‘Ankabuut | Ayat: 69).
Hati yang
bersih adalah hati yang sangat perhatian terahdap kualitas amalan. Lebih perhatian
dari jenis amalan itu sendiri. Ia memperhatikan keikhlasannya. Kejujurannya
kepada Allah SWT. Memperbaiki hubungan dengan
Allah. Merasakan anugerah yang Allah berikan. Hati yang bersih akan membuat
pemiliknya memperhatikan kekurangannya dalam menaati Allah SWT
No comments:
Post a Comment